12 July 2013

on

سْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

Sudah tentu mengkaji Al-Quran bukan dengan Logika, sebab dalam agama Islam kebenaran yg dipakai adalah kebenaran wahyu bukan akal yang dieksprimen dulu, wahyu lebih tinggi dari akal manusia dan lebih tinggi pula dari logika. Dan bukan pula untuk membuktikan kebenaran Al-Quran.

Karena kita tidak boleh ragu akan kebenaran Al Quran (Qs.2:2).  Al Qur’an adalah penjelasan yg sempurna bagi manusia, dan agar orang-orang yang berakal mengambil pelajaran darinya (Qs.14:52).  Dan yang dapat mengambil pelajaran darinya adalah orang-orang yang berakal. (Qs.3:7 dan Qs.13:19)

Di dalam Al-Quran terdapat banyak perumpamaan. Dan perumpamaan-perumpamaan tsb dibuat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu. (Qs.29:43)

Peristiwa isra  miraj mengusik keingintahuan akal manusia untuk mencari penjelasan ilmu. Mari kita mendudukkan masalah Isra miraj sebagai mana adanya yang diceritakan di dalam Al-Quran dan dijelaskan dlm hadits-hadits shahih.

Dalam beragama memang kita harus berpikir dgn akal, perintahnya sangat jelas di dalam al-Quran Surat Al-Israa: 36 :

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya"

Peristiwa apapun yang diturunkan oleh Allah, maka di dalamnya selalu ada pelajaran untuk kita. Allah SWT berfirman dalam Qs.3 Ali Imran:190 :

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal"
Kita diperintahkan untuk menjadi ulil albab, yaitu orang yang menggunakan akalnya memahami segala peristiwa, sehingga ada pelajaran dari setiap peristiwa tersebut.

Wassalam
Newer Post
Previous
This is the last post.